Sayang,
sayang, sayang…
Kita nggak tau kemana pergi,
tak sanggup kita dengarkan
suara yang sejati.
Langkah kita mengabdi pada nafsu sendiri,
yang bisa
kita pandang hanya kepentingan sendiri…
Sayang,
sayang, sayang…
Orang pinter tak mau ngaji,
kepala tengadah merasa benar
sendiri,
semua dituding-tuding dan dicaci maki,
yang lainnya salah,
hanya dia yang suci…
Orang hebat tinggi hati, ngomong demokrasi pidato
berapi-api,
ternyata karena menginginkan kursi,
sementara rakyat
kerepotan cari nasi…
Wayang
di sangka emas, emasnya dibuang2,
kita makin buta mana utara mana
selatan,
yang kecil dibesarkan,
yang besar diremehkan,
yang penting
disepelekan,
yang sepele diutamakan…
Allah,
Allah, Allah…
Betapa busuk hidup kami dan masih terus akan lebih
membusuk lagi,
betapa gelapnya hari di depan kami,
mohon ayomilah kami
yang kecil ini…
No comments:
Post a Comment